Malang,29 November 2012
WANITA PERINDU SURGA
(zada el_Qolbiy)
Wanita
ibarat kata adalah sebuh kaca yang berdebu. Jika engkau menginginkan agar kaca
itu bersih kembali dan mampu memancarkan pantulannya dengan sempurna maka
usaplah kaca tersebut dengan kelembutan. Karena sedikit saja goresan yang kau
timbulkan maka itu akan mengakibatkan kaca tersebut retak dan tidak akan dapat
kau gunakan selamanya. Kecantikan seorang wanita tidak hanya dilihat dari
mancungnya hidung yang dimiliki atau keelokan tubuh yang dipunyainya,melainkan
kecantikan wanita sejati adalah dilihat dari seberapa kuat ia mampu menjaga
diri, hati dan lisannya.
Dizaman
sekarang ini tidak sedikit wanita yang ingin mempercantik dirinya dengan
berbagai cara. Mereka berlomba-lomba menghias dirinya untuk dapat menarik
perhatian setiap pasang mata yang memandangnya. Bahkan, dizaman yang semakin
modern ini tidak sedikit wanita yang telah terkikis imannya. Mereka berusaha
mempercantik diri dengan cara yang tidak
dsyariatkan oleh agama. Bahkan mereka telah berani melanggar aturan Allah
sebagi penguasa atas dirinya. Memang, Islam senantiasa mengajarkan segala hal
mengenai keindahan. Namun dalam Al-Qur’an sebagai pedoman umat islam, tak
jarang pula larangan untuk melakukan suatu hal secara berlebihan apalagi
mengenai berhias diri (berdandan) bagi para wanita. Menghias diri memang merupakan suatu hal yang wajib bagi seorang wanita. Namun hal ini
hanya berlaku(fardhu ‘ain) bagi mereka wanita-wanita yang sudah bersuami.
Mereka memang diwajibkan untuk selalu tampil mempesona dihadapan suaminya.
Seiring
perkembangan dunia yang semakin modern ini,mayoritas hasrat dan rasa
ketidakpuasan yang dimiliki oleh banyak kalangan manusiapun juga mengalami
suatu pertumbuhan yang pesat. Mereka yang dapat dikatakan sudah terkontaminasi
oleh budaya yang tidak dibenarkan dalam islam,menginginkan sesuatu hal yang
lebih untuk bisa dimilikinya. Salah satu contoh kasus yang telah terjadi adalah
rasa ketidakpuasan seorang suami atas istri yang dimilikinya. Bahkan karena
besarnya rasa ketidakpuasan yang ia miliki tersebut ia tega memaksa istrinya
untuk melakukan operasi plastic( operasi wajah)
demi kepuasan pribadinya. Padahal perilaku ini jelas-jelas merupakan
suatu hal yang dilarang oleh Allah SWT. Allah benar-benar telah melarang
makhluk-NYA mengubah bentuk apapun yang telah DIA berikan kepadanya dengan cara
apapun. Kecuali dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam syariat. Sikap
seorang suami yang seperti ini adalah sikap yang dibenci oleh Allah SWT. Bahkan
dalam kasus ini seorang istri yang
dimilikinya tersebut adalah istri yang berusaha untuk taat terhadap aturan
Allah. Namun disisi lain,istri tersebut juga menginginkan menjadi istri
sholekhah yang dapat mengabdikan diri sepenuhnya kepada sang suami. Hal ini
merupakan suatu bentuk ketidak hormatan terhadap kaum wanita. Apalagi diawal
proses pernikahan,tidak ada sedikitpun unsure pemaksaan dari pihak wanita
kepada sang suami untuk menikahinya. Pernikahan tersebut tidak lain adalah
keinginan sang lelaki tersebut untuk meminangnya. Wanita diciptakan oleh Allah untuk dijaga, bukan
disakiti. Dan lebih meyakitkan lagi, jika suami tersebut akan menceraikanya
apabila sang istri tidak mau melakukan opeasi plastic tersebut. Dengan alasan
tidak menurut tersebutlah akhirnya perceraian dilakukan karena dianggap sang
istri tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagia seorang istri yaitu selalu
menyenangkan hati suaminya.
Melihat dari kasus yang ada
tersebut, maka dapat diberikan kesimpulan bahwa perkembangan dunia saat ini
tidak sedikit membawa mudhorot bagi sekian banyak wanita muslim saat ini. Oleh
karenanya kita sebagai wanita harus hati-hati dalam memilih calon suami. Jangan
hanya melihat ketampanan wajah, harta dan kedudukan yang dimilikinya, akan
tetapi pilihlah lelaki yang mampu menjadi imam lahir dan batin di sepanjang
usia.