Rabu, 10 April 2013

WANITA PERINDU SURGA



Malang,29 November 2012
WANITA PERINDU SURGA
(zada el_Qolbiy)
Wanita ibarat kata adalah sebuh kaca yang berdebu. Jika engkau menginginkan agar kaca itu bersih kembali dan mampu memancarkan pantulannya dengan sempurna maka usaplah kaca tersebut dengan kelembutan. Karena sedikit saja goresan yang kau timbulkan maka itu akan mengakibatkan kaca tersebut retak dan tidak akan dapat kau gunakan selamanya. Kecantikan seorang wanita tidak hanya dilihat dari mancungnya hidung yang dimiliki atau keelokan tubuh yang dipunyainya,melainkan kecantikan wanita sejati adalah dilihat dari seberapa kuat ia mampu menjaga diri, hati dan lisannya.
Dizaman sekarang ini tidak sedikit wanita yang ingin mempercantik dirinya dengan berbagai cara. Mereka berlomba-lomba menghias dirinya untuk dapat menarik perhatian setiap pasang mata yang memandangnya. Bahkan, dizaman yang semakin modern ini tidak sedikit wanita yang telah terkikis imannya. Mereka berusaha mempercantik diri dengan  cara yang tidak dsyariatkan oleh agama. Bahkan mereka telah berani melanggar aturan Allah sebagi penguasa atas dirinya. Memang, Islam senantiasa mengajarkan segala hal mengenai keindahan. Namun dalam Al-Qur’an sebagai pedoman umat islam, tak jarang pula larangan untuk melakukan suatu hal secara berlebihan apalagi mengenai berhias diri (berdandan) bagi para wanita. Menghias diri memang  merupakan suatu hal yang  wajib bagi seorang wanita. Namun hal ini hanya berlaku(fardhu ‘ain) bagi mereka wanita-wanita yang sudah bersuami. Mereka memang diwajibkan untuk selalu tampil mempesona dihadapan suaminya.
Seiring perkembangan dunia yang semakin modern ini,mayoritas hasrat dan rasa ketidakpuasan yang dimiliki oleh banyak kalangan manusiapun juga mengalami suatu pertumbuhan yang pesat. Mereka yang dapat dikatakan sudah terkontaminasi oleh budaya yang tidak dibenarkan dalam islam,menginginkan sesuatu hal yang lebih untuk bisa dimilikinya. Salah satu contoh kasus yang telah terjadi adalah rasa ketidakpuasan seorang suami atas istri yang dimilikinya. Bahkan karena besarnya rasa ketidakpuasan yang ia miliki tersebut ia tega memaksa istrinya untuk melakukan operasi plastic( operasi wajah)  demi kepuasan pribadinya. Padahal perilaku ini jelas-jelas merupakan suatu hal yang dilarang oleh Allah SWT. Allah benar-benar telah melarang makhluk-NYA mengubah bentuk apapun yang telah DIA berikan kepadanya dengan cara apapun. Kecuali dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam syariat. Sikap seorang suami yang seperti ini adalah sikap yang dibenci oleh Allah SWT. Bahkan dalam  kasus ini seorang istri yang dimilikinya tersebut adalah istri yang berusaha untuk taat terhadap aturan Allah. Namun disisi lain,istri tersebut juga menginginkan menjadi istri sholekhah yang dapat mengabdikan diri sepenuhnya kepada sang suami. Hal ini merupakan suatu bentuk ketidak hormatan terhadap kaum wanita. Apalagi diawal proses pernikahan,tidak ada sedikitpun unsure pemaksaan dari pihak wanita kepada sang suami untuk menikahinya. Pernikahan tersebut tidak lain adalah keinginan sang lelaki tersebut untuk meminangnya. Wanita  diciptakan oleh Allah untuk dijaga, bukan disakiti. Dan lebih meyakitkan lagi, jika suami tersebut akan menceraikanya apabila sang istri tidak mau melakukan opeasi plastic tersebut. Dengan alasan tidak menurut tersebutlah akhirnya perceraian dilakukan karena dianggap sang istri tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagia seorang istri yaitu selalu menyenangkan hati suaminya.   Melihat  dari kasus yang ada tersebut, maka dapat diberikan kesimpulan bahwa perkembangan dunia saat ini tidak sedikit membawa mudhorot bagi sekian banyak wanita muslim saat ini. Oleh karenanya kita sebagai wanita harus hati-hati dalam memilih calon suami. Jangan hanya melihat ketampanan wajah, harta dan kedudukan yang dimilikinya, akan tetapi pilihlah lelaki yang mampu menjadi imam lahir dan batin di sepanjang usia.

MENJADI GURU YANG DIRINDU

 menjadi guru adalah panggilan hati.  selengkapnya...... smamuhammadiyah1ngawi.sch.id