Senin, 10 Desember 2012

pancaran mata-nya


Ya Basyiir
“ Terimakasih telah memberikan mata indah padaku”
(bersyukurlah bagi engkau yang memiliki mata sempurna)
Warna molekul organic biasanya berhubungan dengan luasnya system terkonjugasi ikatan rangkap. Contoh yang baik iadalah β-karoten,suatu pigmen kuning-jingga yang dijumpai dalam wortel dan banyak tumbuhan lainnya. Hidrokarbon C40H56 ini memiliki 11 ikatan rangkap karbon-karbon yang berkonjugasi. Zat ini merupakan prekusor biologis bagi vitamin A,yaitu alcohol tak jenuh berkarbon 20,yang juga disebut retinol. Retinol ini menghasilkan kunci terlibat dalam penglihatan,yaitu 11-cis-retinal. Konversi vitamin A menjadi 11-cis-retinal tidak saja melibatkan  oksidasi gugus alcohol (-CH2OH) menjadi aldehid (-CH=O),tetapi juga isomerisme transcis pada ikatan rangkap C11-C12.
Isomerisme cis-trans memainkan peran penting dalam proses penglihatan. Sel batang dalam retinapada mata mengandung pigmen merah dan peka cahaya yang disebut rodopsin. ]]]]]]pigmen ini terdiri atas protein opsin yang bergabung oada tapak aktifnya dengan 11-cis-retinal. Bila cahaya tampak dengan energy yang sesuai diserap oleh rodopsin,maka kompleks cis-retinal berisomerisasi menjadi isomer trans. Proses ini luar biasa cepatnya,terjadi hanya dalam hitungan pikodetik(10-12). Kompleks trans-retinal dengan opsin (disebut metarodopsin-11) kurang stabil dibandingkan kompleks cis-retinal,dam kompleks ini menjadi opsin dan trans-retinal. Perubahan geometri ini memicu tanggapan dalam sel saraf batang yang ditransmisikan ke otak dan diterima sebagai penglihatan.
Jika Cuma hal ini sja yang terjadi,kita hanya mampu melihat sekejap saja,sebab semua 11-cis-retinal yang ada dalam sel batang dengan cepat akan terkonsumsi. Untunglah enzim retinal isomerase,dengan bantuan cahaya,mengonversi kembali trans-retinal menjadi isomer 11-cis,sehingga siklus ini dapat diulangi. Ion kalsium dalam sel batang dan membrannya mengendalikan seberaa cepat system ini pulih setelah terpapar ke cahaya. Ion ini juga membantu adaptasi sel terhadap berbagai tingkat pencahayaan. 

Sumber : Hart,Chain Hart.2003.Kimia Organik,Suatu Kuliah Singkat,Edisi
Kesebelas. Jakarta: Erlangga

Jumat, 07 Desember 2012


Negosiasi Identitas Santri Berhadapan dengan Realitas Kehidupan Mahasiswa dan Kampus”
(Pesantren Vs Kampus)
Oleh : Imma yaumil fadlilah
Mahasiswi kimia angkatan 2010 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Berbagai aspek kehidupan saat ini,mendapatkan dampak yang cukup signifikan akibat adanya arus globlalisasi yang semakin deras. Institusi pendidikan sebagai institusi yang selalu berkembang seiring dengan denyut nadi perkembangan zaman tampaknya tidak terlepas dari dampak globalisasi ini. Pondok pesantren yang merupakan institusi pendidikan tertua di Indonesiapun,juga dilanda oleh derasnya arus globlasisasi tersebut. Namun demikian, pondok pesantren terus berupaya mengikuti dan mengimbangi irama dan alur perkembangan globalisasi yang ada.
Santri. Istilah yang sangat erat dengan kata sarung,kopyah,kitab kuning,setoran dan istilah-istilah khas yang lainnya. Santri merupakan suatu unsure yang sangat  urgen dalam suatu institusi pendidikan agama yang bernama pondok pesantren. Dunia Pondok pesantren,dalam kacamata pandang beberapa orang,dikatakan sebagai suatu kawasan  yang memiliki atmosfer ibarat penjara suci. Santri selalu dituntut untuk menjadi insan yang memiliki budi pekerti yang baik dan mempunyai rasa sosial yang tinggi. Pesantren yang selalu mengajarkan mengenai ketawadhu’an sangat erat kaitannya dengan pendidikan moral bagi setiap santrinya. Ketika  seorang kyai menyuruh santri mengerjakan sesuatu,tanpa berfikir panjang para santri yang mendapat dawuh atau perintah tersebut, akan mengerjakan tugas yang diamanahkan. Santri tidak pernah terfikir sama sekali mengenai imbalan. Hal inipun terkadang menjadikan munculnya rasa heran terhadap beberapa orang yang melihatnya. Salah satu ciri yang mengakar kuat dalam nuansa Pondok Pesantren adalah loyalitas yang tinggi terhadap seorang ustadz atau ustadzah. Seberapa berat dan pahitnya suatu perintah yang di ‘dawuh’kan oleh guru (ustadz/ah),maka semaksimal mungkin santri diharuskan untuk melaksanakan dan mentaatinya. Berbeda dengan dunia yang ada diluar pesantren seperti dunia kampus misalnya,merupakan suatu hal yang mungkin bisa dianggap benar jika kita menolaknya dengan beberapa alasan tertentu,akan tetapi adalah suatu hal yang sangat tidak dianggap benar dan bahkan merupakan suatu larangan besar jika kita berusaha menolak apa yang diperintahkan oleh guru(ustadz/ah) tersebut jika hal ini terjadi diduia pesantren. Dunia pesantren masih sarat dengan istilah “Ngalap Braokahe Guru(mengharap barokahnya guru)”,yaitu dengan selalu taat ,menjalankan segala macam bentuk perintah yang dititahkan oleh tiap-tiap guru mereka. Bahkan suatu perkara yang mungkin menurut anggapan beberapa orang tidak masuk akal atau bahkan tidak dibenarkan,tetap harus berlaku perkara tersebut bagi santri jika perkara tersebut datangnya dari sang guru. Dunia pesantren tidak pernah mengajarkan istilah pembantahan terhadap guru. Yang sangat mereka harapkan adalah  Keberkahan. Ketika teguran datang dari seorang ustadz maka satu kata pun tidak akan berani dilontarkan dari mulut para santri. Kesalahan yang mereka perbuatpun mereka renungi dan mereka sadari . Para santri mencoba untuk mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang mereka perbuat. Hal ini bukan semata-semata absolutisme seorang ustadz atau kyai, tapi pendidikan yang yang mengajarkan betapa pentingnya tanggung jawab dan keberanian menghadapi resiko dari suatu perbuatan yang ditanamkan kepada para santrinya. Dunia pesantren senantiasa menginginkan kedamaian bagi setiap penghuninya. Kehidupan pesantren juga mengajarkan para santri untuk bertahan dalam menghadapi tantangan dalam kehidupan. Tak jarang pula kehidupan santri identik dengan bentuk pengajaran yang mengarah kepada sikap kemandirian terhadap masing-masing individu santri. Tidak sedikit dari para santri yang harus hidup diantara “kekurangan”. Namun,dengan kekurangan-kekurangan yang sedang mereka alami justru tidak menjadikan santri kemudian berputus asa dan merasa malas untuk melakukan kewajibannya mencari ilmu di pesantren. Semangat untuk mencari ilmu tidak berkurang sama sekali. Justru kondisi seperti itulah yang menjadikan mereka banyak yang melakukan “tirakat”. Bagi perasaan mereka yang sedang ‘galau’ ketika dilanda kekeringan kantong maka tirakat itulah yang dijadikan sebagai senjata andalan. Tanpa mengeluh sedikitpun,mereka tetap dapat beraktivitas sebagaimana biasnya. Mereka sangat percaya dengan apa yang dituturkan dalam kitab ta’limul muta’alim. Banyak berfoya-foya dalam menuntut ilmu hanya akan membuat ilmu tidak barokah dan otak tidak bisa berfikir. Mereka tetap bersabar dalam menuntut ilmu dalam kondisi apapun. Bagi mereka,bukanlah suatu beban ketika dharuskan untuk bangun ketika semua mata terlelap cantik dibawah naungan gelapnya malam. Meski mereka harus menahan kelopak mata agar tetap terbuka disaat kantuk menghantui, tidak membuat semangat mereka redup. Berbekal sebuah kitab yang menjadi pedoman bagi segenap umat muslim (Al-Qur’an) ataupun kitab kuning yang bertuliskan arab tanpa harokat dan bolpoin yang tidak mewah,mereka mulai beranjak dari tempat tidurnya dan memulai perjalanannya untuk mengais ilmu yang Alloh berikan lewat ulama-ulama terdahulu. Sebuah pemandangan yang indah dikala kita menyaksikan saat itu.
Zaman budaya “trans-nasionl” yang sudah merajalela dinegeri ini merupakan tantangan bagi para generasi bangsa Indonesia dalam menjaga dirinya dari berbagai pengaruh perubahan dunia yang banyak bersebrangan dengan nilai-nilai moral: agama, budaya dan social. Bahkan dengan bermunculanya berbagai faham  kebebasan, banyak dari kalangan mahasiswa yang hanyut dalam dunia kebebasan tanpa batas, hingga mengakibatkan para generasi bangsa terjerembab dalam perilaku amoral bahkan seks bebas, yang tanpa mereka sadari itu justru akan membunuh mereka secara pelan-pelan.
Dunia kampus adalah dunia yang khas dengan aroma ketidak puasan,yang sering mereka bilang “kita itu jadi orang harus kritis”. Kata kritis merupakan kata yang perlu digaris bawahi. Menurut sebagian orang,kritis merupakan suatu sifat atau cara berpikir yang wajib dimiliki oleh mahasiswa. Mereka bilang jangan “pede” menyandang gelar mahasiswa jika bisanya hanya “sendiko dawuh” saja kepada dosen ataupun atasaannya. Itu bukanlah sikap yang dibenarkan didunia kampus,menurut kebanyakan penghuni tetapnya yaitu mahasiswa. Jika suatu ketika dosen menginginkan kita harus masuk tepat waktu dan tidak boleh terlambat,maka ketika dosen tersebut terlambat  masuk kelas,adalah suatu tindakan yang tidak dibenarkan jika kita hanya diam tanpa tindakan . kita harus berani menyampaikan bahwa apa yang telah beliau lakukan merupakan tindak ketidakadilan. Hal ini bisa menjadi suatu masalah besar kalau sudah dihadapakan dengan yang namanya mahasiswa kritis. Dunia mahasiswa,dijadikan sebagai dunia yang menjadi titik acuan bagi sebagian orang. Meraka yang menyandang sebagai “agent of change” selalu merasa berkuasa atas segala sesuatu permasalahan yang ada. Meski demikian,tidak jarang pula beberapa mahasiswa yang tidak memanfaatkan masa-masa kejayaan mereka untuk memaksimalkan aksi dan kreasi mereka. Mereka justru terjerumus kepada sikap hedonisme, yang itu justru tidak memberikan laba bagi mereka namun justru hanya akan menyengsarakan mereka. Mereka yang berpikir bakal hidup seribu tahun lagi,tidak pernah memikirkan kapan ia akan berada dalam “Ground State” ataupun “exited State”. Yang ada dipikiran mereka hanyalah hidup sekarang harus dinikmati. Masalah taubat belakangan,masih ada seribu tahun lagi.
Berkaca dari dua hal tersebut ,merupakan suatu perkara yang sangat jauh berbeda dengan apa yang terjadi didunia pesantren. Antara dunia pesantren dan dunia kemahasiswaan (kampus). Dua dunia yang memiliki iklim yang berbeda. Lantas,,,,,,bagaimana jika terjadi integrasi antara keduanya???
Pesantren hadir didunia kampus. Kehadiran tersebut dimulai dari banyaknya kalangan santri yang mayoritas sudah mendapatkan izin dari para kyainya untuk menambah wawasan khazanah pengetahuannya didunia kampus. Ingtegrasi dimulai. Seiring perkembangan dunia yang semakin tak dapat dikendalikan,pesantrenpun tidak mau dikatakan ketinggalan zaman. Pesantren yang mayoritas dulu penghuninya hanya mengenal istilah kitab kuning,diba’,al-Barzanji “wa-akhowatuha”,kini menginginkan suatu bentuk pembaharuan yang mana pembaharuan tersebut diharapkan dapat mengantarkan para santrinya agar dapat semaksimal mungkin mengekspresikan bentuk “hablun-minan-nas” dengan masyarakat yang nantinya akan dihadapinya ketika mereka sudah tidak hidup didunia pesantren lagi. Santri yang oleh mayoritas orang dikatakan ”kuper”,kini mulai bertebaran didunia kampus. Tidak jarang pula justru mahasiswa yang mempunyai latar belakang santri saat ini justru tidak memperdaam ilmu agamanya lagi ketika mereka duduk didunia perkuliahan. Dengan berbekal ilmu agama yang kuat yang mereka bawa dari pesantren,mereka harapkan dapat dijadikan sebagi pondasi bagi prinsip hidupnya ketika harus berhadapan dengan dunia kampus yang sangat kental dengan istilah radikal,liberal ataupun sejenisnya. Nuansa ketawadlu’an yang masih hangat melekat pada diri santri,kadang justru dijadikan sebagai bahan ejekan oleh mahasiswa lain yang tidak mempunyai latar belakang pesantren. Mereka menganggap mahasiswa yang berasal dari pesantren tidak dapat dijak untuk berpikir kritis. Mereka hanya bisa bilang “enggeh-mboten” ketika orang lain menyuruh taupun menyampaikan sesuatu padanya. Mahasiswa yang berlatar belakang santri kadang selalu menolak ajakan dari mahasiswa lain yang mengajak memasuki sebuah organisasi misalnya,mereka menganggap hal itu hanya akan menjerumuskan mereka kepada sikap dan cara hidup yang tidak sesuai dengan yang diajarkan oleh pendidikan pesantren yang pernah ia dapatkan.  Hal ini merupakan sesuatu hal dapat dimaklumi pada saat itu.  Namun ternyata justru tidak untuk sekarang. Hadirnya santri-santri cerdas didunia kampus,kini mulai memberikan nuansa yang hangat dan khas bagi  dunia kampus. Generasi muda kita,yang berlatar belakang peantren kini mulai muncul dengan kesadaran untuk berani menyampaikan aspirasi mereka,dengan seiring menimbang-nimbang sebab akibat terhadap setiap apa yang akan di lakukan. Selain itu,tanpa mengurangi identitasnya sebagai santri yang hidup didunia kampus,mereka mulai berani menyibukkan diri untuk melakukan kegiatan social yang ada dilingkungan kampus seperti keterlibatanya dalam sebuah organisasi: BEM maupun organisasi lainya yang ada di kampus. Tak hanya itu, mereka juga dapat dikatakan selektif dalam mencari teman bergaul. Meskipun demikian ciri khas santri yang sederhana tetap dapat mereka pertahankan. Dengan kesibukan yang berbeda dengan mahasiswa lainnya, merekapun sudah dapat berani mengambil sikap tegas,yaitu dengan menyatakan mana sekiranya hal yang perlu dilakukan dan mana yang tidak. Tanpa mengurangi rasa ketidak tawadlu’an,mereka sudah dapat berpikir kritis yang dimaknai sebagai bentuk penyelarasan keadilan untuk dapat menghadapi dampak transformasi budaya global yang alirannya semakin tidak bisa dibendung.  
Dalam perjalanan menuju proses perkembangan dan kesuksesan pendidikan nasional di Indonesia, Pendidikan pesantren mungkin dapat dikatakan sebagai modal sosial dan bahkan soko guru yang banyak memberikan kontribusi baginya. Pesantren mempunyai manifestasi yang besar dikancah dunia baik social maupun kebudayaan. Dunia pesantren adalah dunia yang mengajarkan kedamaian. Peranan pesantren didunia politik modern saat ini,merupakan salah bentuk dinmika perkembangan pesantren saat ini.
Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam dengan menekankan penting moral keagamaan sebagai perilaku sehari-hari.
Zaman sekarang yang dapat dikatakan sebagai zaman modernpun ternyata masih banyak terdapat pondok pesantren yang masih menggunakan kurikulum yang bersifat tradisional. Sehingga untuk mengahadapi tantangan zaman yang semakin dan terus berkembang, diperlukannya pembaharuan-pembaharuan yang dapat meningkatkan kualitas SDM, baik secara imtaq maupun iptek nya. Oleh karenanya,dengan hadirnya para santri didunia kampus diharapkan akan terbentuk kampus yang memiliki nafas islami yang kuat. Dan nantinya para alumni/sarjana ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu yang telah diperolehnya untuk memajukan pesantren asal mereka.  
Pondok pesantren merupakan komunitas yang memiliki sifat kesederhanaan, sehingga prinsip kesederhanaan tersebut diharapakan dapat menyelaraskan diri dengan kehidupan komunitas lain yang ada disekitarnya.
Dengan adanya integrasi antara pengetahuan yang didapatkan seseorang ketika ia menjadi seorang santri dan pengetahuan ketika seseorang tersebut menjadi mahasiswa yang hidup dikampus yang mana cara berpikirnya dapat dikatakan lebih terarah,merupakan suatu hal sangat berguna untuk mencetak manusia yang mampu menghadapi tantangan zaman melalui pembentukan attitude untuk menjadi pemimpin yang berintelektual, penguasaan teknologi dan bahasa asing dan yang terpenting adalah berpegang teguh pada akhlaqulkarimah.  

Jumat, 23 November 2012

Proposal PKL


PROPOSAL KEGIATAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
PT.AIR MANCUR
Jl. Raya Solo-Sragen km.7 Palur





Diajukan oleh:
Alissa Wahidah W. (10630086)
Imma Yaumil F. (10630088)
Binti Rimayatul M. (10630090)
Sudarwati (10630091)
           

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
          UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2012

LEMBAR PENGESAHAN

Nama Kegiatan                                   : Praktek Kerja Lapangan
Judul                                                   : Proposal Praktek Kerja Lapangan
Nama Instansi                                     : PT.AIR MANCUR
Alamat Instansi                                   : Jl.Raya Solo-Sragen km.7 Palur
Waktu Pelaksanaan                             :  05 Januari - 05 Februari
Pelaksana                                            :1. Alissa Wahidah W.            (10630086)
 2. Imma Yaumil F.                 (10630088)
 3. Binti Rimayatul M.            (10630090)
 4. Sudarwati                           (10630091) 
                                                           

Malang,  01 Nopember 2012

Mengetahui,


Ketua Jurusan



Diana Candra Dewi, M.Si
NIP. 19770720 200312 2 001
Koordinator Pembimbing PKL



Suci Amalia, M.Pd
NIP. 19821104 200901 2 007







PROPOSAL PENGAJUAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
PT.AIR MANCUR
Jl. Raya Solo-Sragen km.7 Palur


A.    Dasar Pemikiran
Dalam rangka mewujudkan cita-cita sebuah perguruan tinggi yang berorientasi pada penciptaan sarjana yang intelektual, profesional, mampu berbicara secara teoritis maupun dalam bentuk prakteknya, maka perlu adanya kajian-kajian yang diaplikasikan dalam bentuk praktek kerja baik di perusahaan swasta maupun instansi pemerintah.
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi yang mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni yang bernafaskan Islam, merasa mempunyai tanggung jawab besar untuk ikut serta mewujudkan dan mensukseskan pembangunan nasional, terutama pembangunan bidang agama, mental spiritual, kesejahteraan sosial dan pendidikan serta pengembangan lembaga profesi yang menjadi konsentrasi pengembangan Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
Sejalan dengan hal itu, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang berupaya mengantarkan para mahasiswanya menjadi intelek professional yang ulama atau ulama yang intelek professional. Penyandang predikat ini didasari oleh empat kekuatan, yaitu (1). Kedalaman Spritual (2). Kedalaman Akhlak, (3). Keluasan Ilmu (4). Kematangan Profesional. Melalui empat kekuatan ini mahasiswa dan atau alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang diharapkan dapat mengemban tanggung jawabnya sebagai Insan Ulul Albab.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan akademik yang dilaksanakan oleh mahasiswa, disusun atas dasar visi dan misi yang termuat dalam tujuan Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang dan merupakan perpaduan antara kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL), penelitian dan pengabdian masyarakat dalam jangka waktu yang telah ditetapkan dengan prinsip belajar berkelanjutan yang memberikan makna langsung bagi mahasiswa dan masyarakat.
PKL yang dimaksud untuk mendidik dan mempersiapkan mahasiswa menjadi tenaga profesional dengan membekali pengalaman kerja sesuai dengan bidang profesinya, dengan memadukan antara wawasan teoritis dan praktek kerja secara riil dilapangan yang memiliki kompetensi, yaitu : (1) kompetensi personal (2) kompetensi sosial (3) kompetensi profesional dan (4) kompetensi layanan.
Menghadapi era global ini, mahasiswa harus mampu menjadi tenaga yang terampil dalam bidang yang ditekuninya. Karena PKL merupakan upaya integratif dari pendidikan keilmuan dan pengalaman lapangan. Dengan kata lain, PKL bukan hanya sekedar pengalaman lapangan bagi mahasiswa, akan tetapi ia merupakan konsep integratif dari teori, praktek, pengabdian masyarakat dan penelitian yang akan memberikan manfaat besar bagi mahasiswa khususnya dalam menghadapi persaingan global.
Telah diketahui bersama bahwa dalam menempuh studi di perkuliahan harus didukung adanya kemampuan aplikasi keilmuan dalam praktek dunia kerja. Meskipun kegiatan ini hanya bersifat orientasi dari pengenalan namun memberikan motivasi dan pengalaman yang baru, yang nantinya dapat dijadikan sebagai bekal dalam dunia kerja. Dengan  pengalaman Praktek Kerja Lapangan (PKL) diharapkan mahasiswa dapat mengambil manfaat dan memahami arti pentingnya keahlian atau keprofesionalan dalam penerapan dunia kerja yang setiap tahunnya mengalami perubahan. Selain itu menjadi nilai tambah untuk berkompetisi dibidangnya.
Berkaitan dengan latar belakang di atas, kami  selaku mahasiswa jurusan Kimia Angkatan 2010 Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, memilih PT.AIR MANCUR sebagai tempat PKL.
PT.AIR MANCUR merupakan perusahaan yang memiliki kualitas yang baik dan kinerja profesional dibidangnya, sehingga dapat memberikan pengetahuan dan bekal kerja secara riil melalui kegiatan PKL ini.

Di PT.AIR MANCUR tersebut kami akan terjun langsung pada lapangan, sesuai dengan kinerja yang sudah ada dengan berbekal pada ilmu kimia baik yang kami dapat dari perkuliahan maupun referensi perpustakaan dan praktikum-praktikum.

B.     Tujuan
1.    Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan.
2.    Membuka wawasan tentang dunia kerja bagi mahasiswa sebagai upaya untuk mengembangkan diri.
3.    Untuk mengetahui, mengidentifikasi, dan menganalisis beberapa kinerja yang terkait dengan ilmu kimia pada pabrik PT.AIR MANCUR
4.    Melatih mahasiswa untuk bekerja mandiri dengan didampingi oleh pembimbing di lapangan dan sekaligus melatih mahasiswa untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lapangan pekerjaan yang nantinya akan diketahui oleh para lulusan.
5.    Menjadikan PKL sebagai jembatan untuk mencari problema-problema ilmiah yang nantinya digunakan dalam tugas akhir baik berupa skripsi dan penelitian.

C.    Manfaat
1.    Bagi Mahasiswa
a.       Melatih berpikir kritis dan memecahkan masalah yang terkait dengan bidang keahliannya.
b.      Membuka wawasan konkrit tentang situasi dan kondisi lapangan yang berkaitan dengan keahlian akademik yang terkait dengan profesinya.
c.       Melatih mahasiswa dalam menerapkan dan mengembangkan hasil-hasil penelitian dalam masyarakat.
d.      Melatih dan membuka wawasan mahasiswa dalam memahami dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan di masyarakat yang berkaitan dengan bidang keahliannya.

1.      Bagi Jurusan dan Fakultas Sains & Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
a.       Meningkatkan kerjasama Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang dengan instansi terkait dan lembaga profesi serta masyarakat sasaran PKL.
b.      Membuka akses kemitraan dan komunikasi timbal balik antara Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang dengan lembaga profesi dan masyarakat yang berguna bagi pengembangan Fakultas Sains & Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
c.       Meningkatkan peran serta jurusan Kimia Fakultas Sains & Teknologi dalam pengembangan wawasan keilmuaan dan peningkatan taraf hidup masyarakat dibidang sosial keagamaan.

D.    Waktu, Tempat dan Peserta

1.    Waktu Pelaksanaan
Dalam hal ini kami mengajukan waktu pelaksanaan kegiatan PKL selama satu bulan (pada bulan Januari 2013) yang disesuaikan dengan jadwal liburan semester ganjil akademik kampus dan jadwal kegiatan yang ada di Lokasi PT.AIR MANCUR.

2.    Lokasi PKL
Praktek Kerja Lapangan (PKL) bertempat di:
Instansi            : PT.AIR MANCUR
Alamat            :Jl.Raya Solo-Sragen km.7 Palur




3.      Peserta PKL
Mahasiswa yang mengikuti PKL adalah Mahasiswa Program S-1 Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, dengan identitas sebagai berikut:
1.      Nama                  : Alissa Wahidah W.
NIM                   : 10630086
No. HP               : 0819455519991
Alamat asal        : Ngesong,Sengon,Jombang
2.      Nama                  : Imma Yaumil Fadlilah
NIM                   : 10630088                 
No. HP               : 085815482105
Alamat asal        : Babadan,Paron,Ngawi
3.      Nama                  : Binti Rimayatul M.
NIM                   : 10630090
No. HP               : 085755938172
Alamat Asal       : Srikaton,Ngantru,Tulungagung
4.      Nama                  : Sudarwati
NIM                   : 10630091
No. HP               : 083849021301
Alamat Asal       : Plangwot,Laren,Lamongan

E.     Metode Pelaksanaan
Karena PKL ini terkait dengan penelitian maka kami menggunakan beberapa metode sebagai berikut:
1.      PKL
PKL ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan kerja di laboratorium PT.AIR MANCUR. Sehingga adanya bimbingan dan arahan dari pihak PT.AIR MANCUR.
2.      Observasi
Mengadakan pengamatan secara langsung dan sistematis mengenai hal-hal yang berhubungan dengan disiplin ilmu yang sesuai.


3.      Interview
Mengadakan wawancara dengan instruktur lapangan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan PT.AIR MANCUR.
4.      Studi literatur
Mengadakan analisis lanjutan terhadap data yang diperoleh dengan teori yang ada.

F.     Pembimbing PKL
Pembimbing PKL terdiri dari dua orang atau lebih untuk setiap instansi atau lembaga tempat  PKL, yakni satu orang dari Fakultas Sains & Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang dan yang lainnya dari instansi tempat PKL.
Pembimbing dari Fakultas Sains & Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang mempunyai tugas membimbing dan memberikan penilaian kepada mahasiswa pada saat pembekalan PKL, penulisan laporan PKL, dan Pengabdian Masyarakat.
Pembimbing dari instansi tempat PKL terkait bertugas membimbing dan memberikan penilaian terhadap kegiatan PKL yang bersifat profesi sesuai dengan tempat dan disiplin ilmu masing-masing.












G.    Penutup
Kegiatan program kerja Lapangan yang akan kami laksanakan ini dimaksudkan untuk mengaplikasikan kemampuan mahasiswa atas materi-materi (ilmu pengetahuan) yang telah didapat selama ini.
Oleh karenanya besar harapan kami agar pihak instansi dapat menempatkan kami sesuai disiplin ilmu dan ketrampilan yang kami miliki, agar kami dapat melaksanakan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya dan dapat mencapai maksud dan tujuan yang ingin kami capai serta dapat memberi manfaat bagi semua pihak.
Demikian proposal ini kami buat untuk dipertimbangkan oleh Bapak/Ibu Direksi PT.AIR MANCUR. Sebelumnya kami ucapkan terima kasih atas bantuannya.

Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamith Thoriq
Wassalamu’alikum Wr. Wb.

Malang, 01 Nopember 2012



Ketua Kelompok PKL
Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang


Imma Yaumil Fadhilah
10630088




MENJADI GURU YANG DIRINDU

 menjadi guru adalah panggilan hati.  selengkapnya...... smamuhammadiyah1ngawi.sch.id